investasi sebesar Rp. 4.356.820,00 dengan produksi seharga Rp. 522.720.000,00 dan nilai
ekspor seharga 147.175.139,45 dolar. Diduga masih banyak lagi baik jumlah pengusaha
maupun tenaga kerjanya, perajin, dan buruh kasar yang belum terdata. Seiring dengan
semakin banyaknya penanaman modal asing, broker, petualang, maupun buyer di bidang
mebel ukir, di Jepara juga banyak pendatang yang hendak mencari kerja, belajar
mengukir, dan ingin mengetahui tentang seluk beluk berdagang mebel ukir.
Desa Mulyoharjo khususnya Dukuh Bugel merupakan salah satu sentra kerajinan
ukir di Kabupaten Jepara yang khas dengan ukiran patung dan reliefnya, berpotensi untuk
dikembangkan di masa mendatang, karena letaknya yang relative strategis dan selalu
berkembang jumlah unit usaha maupun tenaga kerjanya tiap tahun terutama untuk
memenuhi kebutuhan ekspor. Keberhasilan industri kerajinan dalam menyerap tenaga
kerja dan memenuhi kebutuhan ekspor tersebut ternyata tidak diikuti dengan penatan
sentra industrinya, terlihat dari penataan lingkungannya yang kurang nyaman dan
showroom yang kurang representative, sehingga lebih berkesan sebagai gudang
penyelesaian akhir. Oleh karenanya dengan adanya potensi, didukung sarana-prasarana
yang telah tersedia seperti : showroom, workshop, dan jaringan transportasi umum, maka
di Dukuh Bugel Desa Mulyoharjo dibutuhkan adanya penataan sentra kerajinan yang
menerapkan prinsip peremajaan kota pada perencanaan prasarana dan sarananya serta tata
ruang kawasan tersebut. Penampilan arsitektur bangunan yang menampilkan konsep
arsitektur neo vernacular diharapkan mampu mencerminkan citra kawasan sebagai
kawasan promosi, pemasaran, dan wisata budaya.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud pembahasan LP3A ini adalah menggali, mengungkapkan, serta mengidentifikasi
permasalahan dan potensi yang terdapat di sentra kerajinan ukir Bugel Desa Mulyoharjo
sehingga dapat dibuat solusi pemecahannya untuk kemudian dapat ditata sebagai
kawasan yang kondusif bagi kegiatan perdagangan dan rekreasi yang dilengkapi dengan
berbagai fasilitas yang mendukungnya.
Tujuan pembahasan adalah untuk mengungkapkan konsep perancangan dan program
ruang yang khas bagi sebuah sentra kerajinan ukir sehingga lebih mempunyai nilai jual
untuk promosi dan pemasaran produk hasil kerajinan tersebut.
C. Lingkup Pembahasan
Lingkup pembahasan menitikberatkan pada permasalahan yang berkaitan dengan
penataan kawasan yatitu yang berhubungan dengan disiplin ilmu arsitektur. Hal-hal
diluar ilmu arsitektur akan dibahas seperlunya sepanjang masih berkaitan dan mendukung
permasalahan utama.
D. Metode Pembahasan
Metode pembahasan yang digunakan adalah :
1. Metoda deskriptif, untuk menguraikan dan menjelaskan data-data kualitatif
2. Metoda statistic, untuk menjelaskan data-data kuantitatif
Pengumpulan data diperoleh dari sumber primer dan sumber sekunder, yang selanjutnya
dikaitkan dengan teori untuk memperoleh penilaian sehingga menghasilkan suatu
kesimpulan. Data primer yaitu data yang belum diolah dan diperoleh dengan cara :
1. Observasi objek, yaitu pengamatan / penelitian langsung ke objek survey.
2. Wawancara, yaitu dialog langsung dengan pelaku aktivitas, mengenai berbagai
hal yang berkaitan dengan topic.
3. Dokumentatif, yaitu merekam segala kondisi dan aktivitas yang berlangsung di
objek pengamatan dengan media foto.
Data sekunder yaitu data yang telah diolah dan didapatkan tidak secara langsung, berupa
studi literature dan referensi lain dari berbagai tulisa, pedoman, acuan, aturan, serta
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang akan digunakan sebagai bahan acuan dalam proses
perencanaan dan perancangan nantinya.
Setelah data-data yang diperoleh dibahas sesuai dengan metoda di atas, maka didapatkan
suatu pola pikir yang selanjutnya diusun sebagai sistematika pembahasan. (lihat gambar
Kamis, 01 April 2010
Diposting oleh LEGIMAN ARYA ARTS WOODCARVING di 17.43
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar